Sabtu, 04 September 2010

Judulnya Daftar Terima Kasih

sepuluh menit bergerak dari jam setengah tiga pagi dini hari. tinkywinky masih ngendon di kamar gelapnya. baru saja hujan. harum wangi tanah menyeruak sampai kedalam kamar. ditemani rokok mild aku buka pintu rumah, menyambut hujan malam hari. anjingku langsung *kipatkipit*, dikiranya aku akan mengajaknya main. dia pun menggelesot kesana kemari, lari kencang, lalu berhenti mendadak, *ngesot* kayak motor balap.
waktuku sendirian bersama malam sudah jarang aku lakukan. biasalah, problematika manusia bekerja. kerja dari pagi sampai malam. mendulang berlian, kata orang. kalau kataku, mengusir kebosanan dan memenuhi pikiranku agar pikiran yang iyaiya itu tidak pop out begitu saja.
malam ini, sepertinya sama saja dengan malam yang lain. hanya saja hawanya agak panas. malam ini aku mau bersyukur sejenak. menuliskan list of my gratitude. 
Terimakasih, aku punya anjing. Walaupun dia bukan anjing ber sertipikat, namun jasanya sangat tiada tara. Aku tidak bisa membayangkan hariku (terutama ketika malam), tanpa dirinya. Anjing kampung ini bisanya ya hanya makan, main, lari, njegog, buang kotoran, nglesot, tidur. Tapi oleh karenanya, aku menjadi berani untuk keluar kamar untuk pipis. Dia juga penjaga rumah yang baik, dan bukan anjing yang manja. Seingatku, dia hanya *kaingkaing* kalau sudah kelaparan. Hari ini aku menemukan*cathak* di pinggir matanya. Hiih! Saatnya dia harus mandi besok. Makasih anjing, sudah temani aku dan rumahku.
Terimakasih, untuk penghargaan. Kemarin, aku diberi hadiah. Tidak mahal. Tidak juga abadi. Tiga toples kue kering yang hanya dibungkus oleh plastik kresek hitam. Hadiah diberikan oleh seorang nenek yang cucunya menjadi teman kecilku akhir tahun ajaran lalu. Menjadi mengejutkan untukku, karena hadiah sederhana ini menjadi bukti dari kerja dan cintaku bersama teman kecilku selama ini. Aku tidak ngoyo. Aku tidak perlu berteriak bahwa aku hebat. Aku tak perlu maju ke garda depan hanya supaya bisa terlihat. Aku hanya baru 5 bulan bersama dengan teman kecilku. Dan, hari ini ternyata ada yang melihatku. Terimakasih, karena telah melihat cintaku untuk mereka. Sungguh ini melebihi dari jabatan setinggi apapun. Terimakasih,,untuk mengingatkanku bahwa aku berharga.

Sebenarnya ada masih buanyak lagi ungkapan syukurku. Bagiku setiap detiknya itu ada, maka harus kita syukuri. Too many words to be told. Maybe tomorrow it will have another stories to live with.

Sudah waktunya menganyam bulu mata.
Terimakasih untuk kesempurnaan ini.



1 komentar:

  1. sangat menyentuh....jarang sekali kesempurnaan dirasakan orang.kebanyakan mereka umumnya justru selalu mengeluh

    BalasHapus